Pencarian
Sabtu, 10 September 2011
Beberapa jajanan khas Lebaran
Tak lengkap rasanya jika kita berlebaran tanpa mencicipi jajanan khasnya. Tentu saja ini bisa menjadi pelengkap kita dalam merayakan kegembiraan idul fitri. Ada yang berupa makanan ringan yang biasanya disuguhkan di meja tamu, ada juga jajanan yang berupa makanan berat. Saat saya mudik ke Mojokerto, nenek saya membuat sebuah jajanan yang namanya “lepet”. Awalnya saya tidak tahu apa-apa tentang jajanan itu. Ternyata jajanan lepet itu sudah cukup umum di masyarakat dan biasanya dijual di pasar-pasar tradisional. Mungkin saja saya yang kurang tahu hal itu karena saya jarang sekali ke pasar tradisional.
Cara membuat jajanan lepet juga bisa dibilang cukup mudah, hanya saja membutuhkan sedikit kesabaran. Proses pembuatan lepet relatif cukup lama bergantung pada masing-masing pembuatnya. Nenek saya di Mojokerto membutuhkan waktu kira-kira dari pagi hari hingga sore hari agar lepet tersebut siap disajikan. Mungkin proses yang menyebabkan pembuatan lepet relatif lama adalah proses perendaman kacang dan perendaman beras ketan yang membutuhkan waktu kira-kira 2 jam, keduanya direndam dalam wadah terpisah. Namun kesabaran itu berbuah manis tatkala lepet sudah disajikan dan siap untuk dinikmati. Rasanya cukup gurih karena ada campuran kacang dan parutan kelapa di dalamnya.
Kemudian saat saya berkunjung ke Lamongan, ada suatu jajanan yang namanya “madumangsa”. Sekilas saya mengira jika jajanan tersebut terbuat dari madu, ternyata saya salah besar. Madumangsa adalah suatu jajanan yang bahan-bahannya terbuat dari campuran tape ketan (yang sudah diberi ragi selama 2 hari), santan, dan gula. Proses pembuatannya direbus dalam wajan/penggorengan sambil diaduk-aduk selama 2 jam sampai adonan mengental. Kemudian adonan tersebut diambil secukupnya lalu dibentuk dan dibungkus dengan kertas plastik transparan yang dililitkan benang sebagai pengikatnya.
Tekstur jajanan ini cukup lembut namun ada juga yang sedikit alot. Mungkin jika campuran ketannya terlalu banyak maka teksturnya akan jadi sedikit alot. Rasa jajanan ini manis di lidah dan lembut teksturnya. Namun hendaknya jangan makan madumangsa terlalu banyak terutama bagi penderita sakit gigi. Dikarenakan kandungan gula dalam jajanan ini cukup banyak dan juga karena agak lengket maka sisa kunyahan jajanan ini akan menempel di gigi dan bisa merusak gigi.
Ada juga satu jajanan khas lebaran yang tak boleh dilewatkan yaitu opor ayam. Masakan opor ayam sangat identik dengan perayaan idul fitri. Bahkan bisa dibilang kalau masakan ini sudah menyebar ke seluruh Indonesia tak hanya di pulau Jawa saja. Opor ayam biasanya disajikan dengan ketupat atau lontong. Namun di Mojokerto saat saya lebaran, nenek saya tidak memasak opor ayam untuk santapan idul fitri. Nenek saya memasak suatu makanan yang bernama “garang asem”. Mungkin bagi beberapa orang masakan ini cukup asing sehingga belum mengetahui rasanya. Saat saya mencicipinya, rasa masakan ini yang menonjol adalah rasa gurihnya dan ada sedikit rasa asam. Makanan ini berwarna agak hitam mirip rawon namun ada sedikit rasa asamnya. Tak rugi saya memakannya karena menurut saya rasa masakan ini tak kalah dengan opor ayam. Banyak sekali kuliner-kuliner Indonesia lainnya yang tak sempat saya cicipi saat lebaran. Dan ini semakin menambah khasanah khas lebaran di Indonesia.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
berikan kesan yang lebih sederhana buat blog anda,
BalasHapusn lebih baik berikan fitur page break untuk masing2 post, biar ga lama loading homepagenya,,
wah socha ...
BalasHapusbikin aku pengen jajan lebaran lagi
di rumahku udah habis ehhh
#rakus :D
@rendra: carane yaopo?
BalasHapus@aprildr: kalau habis beli lagi :D
Thanks kunjungannya