Nasihat sang Pendekar

Alkisah ada seorang pendekar yang ingin mengetes seberapa mantap kemampuan bela diri mereka. Dia ingin mengetes seberapa kuat mental murid-muridnya. Maka, dipanggillah ketiga muridnya itu untuk menghadap. Lalu setelah diberitahu mengenai perihal tersebut, akhirnya sang murid mengerti. Pendekar itu mengajak murid-muridnya ke suatu tempat, di tempat itu terdapat tiga jalan yang berbeda. Pendekar itu berkata bahwa jika ada muridnya yang berhasil mlewati salah satu saja dari ketiga jalan tersebut, maka akan berhasil lulus tes dan berhak naik tingkat.

Murid yang pertama memilih jalan ke satu, murid kedua memilih jalan yang kedua. Sedangkan murid yang ketiga memilih jalan yang ketiga.Setelah beberapa saat, ketiga muridnya itu muncul di saat yang hampir bersamaan, dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Murid pertama merintih kesakitan karena di jalannya tadi dia berusaha melewati semak berduri yang sangat banyak dan lebat. Kondisi murid kedua tak jauh berbeda, dia bermandikan lumpur di sekujur badannya. Dia bercerita bahwa jalan yang berusaha dilaluinya tadi penuh dengan lumpur hisap dan apabila tidak berpegangan pada ranting pohon, mungkin saja dia bisa terhisap dan mati. Sedangkan kondisi murid ketiga tidak terluka sedikit pun, namun dia gemetar ketakutan karena di jalan yang dilaluinya tadi banyak sekali hewan buas yang siap menerkamnya, kemudian dia lari tunggang langgang. Lalu sang pendekar pun mulai bicara kepada ketiga muridnya itu.

“Ketahuilah bahwa sesungguhnya untuk mencapai keberhasilan itu kita harus berusaha. Mungkin kalian sudah mencoba berusaha, tetapi sayangnya kalian berhenti di tengah jalan. Janganlah berhenti sebelum kalian mencapai kesuksesan itu, karena usaha yang tidak konsisten hanya akan sia-sia belaka”, kata sang pendekar. Mendengar kata-kata itu, ketiga murid itu menunduk dan merenungkan maksud dari sang guru.

Pesan : Usaha yang tidak dilakukan secara konsisten hanya akan sia-sia belaka