Laman

Pencarian

Sabtu, 29 Oktober 2011

Aku kehilangan sesuatu


Dan tidak ada sesuatu di dunia ini yang abadi kecuali hanya Tuhan Yang Maha Esa. Begitu juga dengan diriku, aku. Suatu hari aku dan teman-temanku pada saat aku masih SMP sedang bermain seperti biasa, kami bermain sepakbola. Sungguh suatu kebahagiaan dan ketentraman yang menyenagkan hati. Tapi saat temanku, sebut saja X (pakek inisial biar gag ketauan) secara tak sengaja terjatuh dan saat terjatuh itu aku tak sengaja menginjak kepalanya. Ya ampun begitu cerobohnya aku saat itu, dan tentu saja anda bisa tebak reaksinya. Dia marah hebat denganku dan kami pun bertengkar! Ya ampun kayak jagoan saja sampai bertengkar, hingga kami dilerai dan digiring ke ruang BP untuk dimintai pertanggungjawaban. Sungguh perbuatan yang bodoh dan konyol.

Di ruang BP kami seperti diinterogasi layaknya maling. Pertama kali yang ditanya adalah aku, aku disuruh menjelaskan bagaimana cerita dan perihal peristiwa itu. Kujelaskan menurut “versiku” kalau aku secara tak sengaja menginjak kepalanya saat si X terjatuh dan aku benar-benar tidak sengaja. Tapi temanku si X tidak terima dengan penjelasanku dan dia pun membuat cerita berdasarkan versinya sendiri. Dia bilang kalau aku itu sudah lama membencinya dan berniat mencelakainya. Terbukti saat itu aku menginjak kepalanya dan dia jelas merasa kesakitan. Ya ampun aku hanya bisa diam dan terdiam saat itu, aku benar-benar tidak ingin mencelakainya dan tak ada niatan itu sama sekali. Memang teman-temanku sudah menilai kami kalau kami ini adalah “pesaing yang saling menjatuhkan” sehingga kami agak sering mengalami gesekan. Dia pintar pelajaran eksak seperti matematika, fisika, dan biologi. Sedangkan aku bisa dikatakan lumayan dalam bahasa Inggris sehingga kami ini sebenarnya saling melengkapi satu sama lain.

Saat pertama kali aku mengenalnya aku pun langsung tahu kalau si X ini anak yang pintar dan itu terlihat dari style-nya. Bayangkan saja anak yang agak gendut berkacamata, berkulit putih, selalu bawa buku, dan tak pernah berhenti belajar walau pada saat istirahat. Aku kagum sekali melihat kegigihannya itu, saat kutanya apa cita-citanya kalau dia ingin menjadi seorang dokter. Mirip seperti aku yang juga bercita-cita sama makanya kami saat itu bisa jadi teman yang baik. Ya kami dulu adalah sahabat yang baik dan tak pernah lepas bagai kepompong. Saat aku kesulitan dalam pelajaran eksak terutama fisika maka dia membantuku dan mengajariku, begitu juga saat dia kesulitan bahasa Inggris maka aku yang masih “pas-pasan” bahasa Inggris ini juga berusaha membantunya. Sungguh indah persahabatan masa lalu itu, namun kini semuanya telah berubah.

Setelah semua urusan di BP sudah terselesaikan maka kami masing-masing diberi hadiah. Hadiahnya tak tanggung-tanggung yaitu berupa poin 25 yang berarti jika aku mengoleksi 25 poin lagi maka aku akan liburan selamanya. Aku dan dia kena skors selama satu minggu dan surat peringatan. Berat dan banyak sekali beban pikiranku saat itu bahkan aku hampir gila! Sampai ada sesuatu yang bisa mencerahkanku dan itu kutemukan saat aku merenung di dalam kesunyian malam. Aku membulatkan tekad untuk minta maaf kepadanya besok. Aduh sayang, aku tak tahu alamatnya. Akhirnya aku berusaha menghubungi temanku yang tahu alamat si X, dan akhirnya ketemu. Alhamdulillah, tapi sayangnya jaraknya sangat jauh yaitu 12 kilometer. Ya ampun apakah aku harus ke sana? Bahkan aku ragu kalau dia memaafkanku, lalu untuk apa aku ke sana kalau hasilnya nanti nihil. Aku juga sebenarnya gengsi kalau harus minta maaf duluan. Dan akhirnya aku merusak kebulatan tekadku sendiri, aku tak jadi kerumahnya.

Sehari, dua hari, tiga hari dan akhirnya seminggu pun sudah berlalu. Tentu saja masa skorsku sudah habis dan aku harus ke sekolah lagi. Aku janji tak akan mengulangi perbuatanku lagi karena jika itu terjadi maka aku akan liburan selamanya. Saat masuk kelas kulihat tak ada anak itu. Di mana si X itu? Di mana batang hidungnya? Aku dan dia sudah tak bicara lagi sejak peristiwa itu. Alangkah kagetnya aku kalau ternyata dia dan keluarganya sudah pindah jauh dari sini. Ya ampun aku belum sempat minta maaf, tapi dia sudah pergi meninggalkanku tanpa pamit, tanpa salam perpisahan dan tentu saja tanpa kata maaf yang keluar dariku untuknya. Sangat menyesal hatiku atas perbuatanku, memang benar penyesalan itu datangnya belakangan. Aku yang masih di sini hanya bisa pasrah saja dan mengambil hikmah semua ini, bahwa jika kita memang salah maka segerakanlah meminta maaf dan jangan tunda lagi. Jangan malu apalagi gengsi karena sesungguhnya maaf itu adalah penghapus kesalahan masa lalu. Aku telah kehilangan sesuatu, dan sesuatu itu adalah SAHABAT.

http://www.sittirasuna.com/p/peserta-giveaway-contest.html


Photobucket


13 komentar:

  1. waduuh ga enag banget tuh bro..
    minta maaf sebelum dy maaf duluan..

    BalasHapus
  2. Pengalaman yang sangat susah dilupakan.

    BalasHapus
  3. Terkadang dan bahkan seringkali yang namanya penyesalan adalah dibelakang.
    Cerita ini bisa menginspirasi dan diambil hikmahnya bahwa meminta maaf adalah bukan hal yang merendahkan kita justru permintaan kita menunjukkan bahwa diri kita bermartabat saudaraku.
    Ikut gabung di sini

    BalasHapus
  4. semoga nanti kalian bisa bertemu lagi yaaa sob.. dan persahabatan kalian kembali seperti semula.. :)

    BalasHapus
  5. Pena hadir dan absen siang gan...jadi tersa sekali kehilangannya yah gan karena belum sempat meminta maaf....semoga nanti bisa bertemu kembali dan meminta maaf

    BalasHapus
  6. oh cita2nya jd dokter y a sob,, hehe smoga bener2 tercapai ya,,,

    BalasHapus
  7. Wah sedihhh, semoga bisa ketemu lagi ya sob.

    Terimakasihhh partisipasinya, segera kumasukkan yaaaa :)

    BalasHapus
  8. Dipanggil Guru BP, hi hi hi. langgagan buatku
    kangen aja kali mereka, menurutku aku biasa-biasa aja, tapi tetep juga dipanggil, jiaaaaaah.

    jadi inget yang dulu, ha.ha.ha
    pernah sekali kita ramean dipanggil, karena saking seringnya aku anggap ruangan itu udah begitu familiarnya begitu juga guru BP nya, tapi kita tetep hormat ma dia.

    Sekali waktu dia tanya ke aku ? besok kalo dah gede emang pinginnya jadi apa sih kamu ?
    Orang lagi ga fokus ya kujawab asal aja : Insya Allah pengen jadi 'Manten'

    Si Guru BP langsung bengong, aku juga begong, ada yang salahkah dengan jawabanku ?

    xi xi xi, itu cerita masa lalu ku

    Salam

    BalasHapus
  9. Khan sekarang udah ada facebook, coba aja dicari di facebook. Kalo udah ketemu terus di add dweh. Dia pasti bakalan memaafkan kok, namanya juga masih anak-anak.

    BalasHapus
  10. hhmm jadi sedih bacanya sob,, semoga cepet bertemu ya,, hehehhe,,

    BalasHapus
  11. semoga kelak Tuhan memberi kesempatan kakak ketemu teman kakak itu lagi untuk meminta maaf ya... :)

    BalasHapus
  12. wah klow terus minta maaf gman kt menyikapinya ya

    BalasHapus
  13. Wah kalau sudah begini... rasa sesal itu mengganggu selamanya kan? Semoga suatu saat ada kesempatan bertemu dan minta maaf deh

    BalasHapus