Pencarian
Jumat, 16 September 2011
Puasa-puasa sunah dan hikmahnya
Memang ada beberapa dari kita ini menganggap ibadah puasa hanya wajib pada saat bulan Ramadhan, saat nazar atau puasa melunasi hutang saja. Tak salah memang, karena begitulah hukumnya yang diatur dalam Islam. Oleh karena itu suasana puasa begitu terasa saat bulan Ramadhan karena hampir semua umat muslim berpuasa, namun hal itu tak terjadi di bulan-bulan lainnya misal Syawal, Rabiul Awal, Rajab, dan sebagainya. Hal ini sempat saya pikirkan dalam-dalam lalu saya coba menganalisanya. Dan saya berpendapat jika masih adanya pemikiran dalam masyarakat yang agak kurang tepat dalam hal ibadah puasa. Di samping adanya ibadah-ibadah puasa yang wajib, ada juga ibadah-ibadah puasa sunah yang bahkan pahalanya sangat besar.
Seperti ibadah puasa Syawal, puasa Syawal dilakukan secara enam hari berturut-turut atau boleh tidak berturut-turut yang dilakukan saat bulan Syawal. Di dalam sebuah hadist shahih yang diriwayatkan oleh HR. Muslim dijelaskan bahwa puasa Syawal memiliki nilai pahala sama dengan orang yang berpuasa selama setahun. Jika kita bisa memikirkannya bahwa keuntungan dari ibadah puasa Syawal ini begitu besar karena seolah-olah kita telah berpuasa selama satu tahun padahal kita cuma berpuasa enam hari. Berarti nilai dari sehari puasa di bulan Syawal sama dengan 2 bulan puasa. Wow! Sungguh keuntungan pahala yang sangat besar bagi kita. Namun tentunya melaksanakan ibadah puasa Syawal harus dilandasi dengan niat tulus dan hati yang ikhlas.
Sempat saya ingin mencoba rasanya bagaimana puasa Syawal itu, hal ini karena saya tergiur akan nilai pahalanya yang sangat besar. Saya coba pikir-pikir lagi dan saya akhirnya memutuskan untuk tidak langsung mencoba ibadah puasa Syawal itu karena saya rasa belum siap untuk berpuasa enam hari berturut-turut. Dimulai dari satu langkah kecil dulu saja pikirku. Alhamdulillah ternyata ada suatu amalan ibadah puasa sunah lainnya yang tak kalah besar manfaatnya dan lebih mudah yaitu puasa sunah Senin-Kamis. Hakikat puasa Senin-Kamis adalah bahwa puasa ini sering dilakukan Nabi Muhammad SAW dan sebagai amalan sunah yang dianjurkan. Dikatakan dalam sebuah hadist shahih bahwa Nabi Muhammad SAW sering berpuasa pada hari Senin dan Kamis, karena beliau berkata bahwa hari Senin adalah hari kelahiran beliau sedangkan hari Kamis adalah hari diangkatnya buku catatan amalan ibadah manusia selama seminggu. Kedua hari ini, yaitu Senin dan Kamis merupakan hari-hari yang penting bagi sejarah kehidupan beliau.
Saat saya melakukan puasa Senin-Kamis pertama kali yang saya rasakan adalah perasaan lapar dan dahaga yang bahkan lebih berat daripada puasa Ramadhan. Hal ini dikarenakan hari Senin di sekolah saya ada pelajaran penjaskes sehingga saya tetap wajib mengikuti olahraga namun tak boleh makan atau minum karena sedang berpuasa. Bisa dibayangkan betapa beratnya lapar dan dahaga yang dirasakan karena air yang keluar dari tubuh (keringat) tak dapat diganti. Saya mengalami dehidrasi dan merasa sangat lemas kala itu. Namun teringat akan niat yang sudah saya kukuhkan untuk puasa Senin-Kamis, maka saya tetap berpuasa walau bagaimapun. Ketika tubuh sudah dalam keadaan seperti itu, maka saya menyarankan untuk tidak terlalu banyak bicara dan melakukan aktifitas berat. Saat kita bicara terlalu banyak saat berpuasa maka sesungguhnya mulut kita akan menjadi sedikit kering sehingga memicu rasa haus, begitu pula saat beraktifitas berat seperti olahraga tadi. Namun karena olahraga adalah pelajaran yang wajib saya ikuti maka terpaksa aktifitas berat tetap saya lakukan. Dan akhirnya terbayar sudah kerja keras saya berpuasa tatkala tak terasa adan maghrib sudah berkumandang. Alhamdulillah puasa Senin-Kamis saya sudah terlaksana dengan baik.
Ada juga satu amalan ibadah puasa sunah lainnya yang tak kalah penting yaitu puasa Dzulhijjah. Sepertinya sudah cukup banyak orang yang mengetahui tentang hal puasa Dzulhijjah ini baik waktu pelaksanaannya dan juga amalan-amalannya. Namun saya ingin menjabarkan sedikit tentang puasa Dzulhijjah. Waktu pelaksanaan puasa Dzulhijjah adalah pada tanggal atau hari kesatu sampai kesembilan di bulan Dzulhijjah dan haram dilaksanakan pada tanggal sepuluh karena ada Hari Raya Idul Qurban. Puasa Dzulhijjah memang waktu pelaksanaannya sembilan hari berturut-turut, sedangkan kalau puasa Syawal dilaksanakan enam hari berturut-turut atau boleh tidak berturut-turut dalam bulan Syawal. Selain puasa-puasa sunah yang sudah saya sebutkan di atas, masih banyak lagi puasa-puasa sunah yang lain. Namun hendaknya dengan banyaknya puasa-puasa sunah ini bisa membuat kita menjadi orang yang lebih beriman dan lebih sabar karena sesungguhnya tujuan utama berpuasa adalah menjadi orang yang bertakwa.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar