Duka Mendalam Jatuhnya Pesawat Sukhoi Super Jet 100

Akhir-akhir ini berita jatuhnya pesawat Sukhoi Super Jet 100 marak dibicarakan. Aku juga salah satu yang mengikuti perkembangan berita tersebut. Dari berita-berita yang saya lihat, terlihat begitu dahsyatnya benturan antara pesawat dengan tebing sehingga badan pesawat hancur berkeping-keping. Padahal pesawat Sukhoi Super Jet 100 sendiri yang terbang dalam rangka mengikuti uji coba itu bukanlah pesawat murahan. Pesawat itu merupakan pesawat canggih yang diproduksi oleh Sukhoi, pabrik pesawat kenamaan Rusia. Pilot yang mengemudikan SSJ 100 sendiri adalah pilot yang berpengalaman selama belasan tahun.

Aku sendiri bertanya dalam hati, apakah yang menyebabkan musibah tersebut bisa terjadi? Apakah cuaca buruk? Atau kah kendala komunikasi dengan menara. Yang jelas pada saat kejadian, ketinggian pesawat lebih rendah daripada ketinggian gunung. Untuk lebih jelasnya, silakan baca artikel/berita yang saya copy dari http://berita.liputan6.com.

Liputan6.com, Jakarta: Kesal dengan berita simpang siur tentang jatuhnya Sukhoi Superjet100 tak hanya dirasakan tim evakuasi. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga meminta media memberikan informasi tentang Sukhoi Superjet100 dengan sebenar-benarnya.

"Saya minta Bapak Marsekal Madya Daryatmo yang memberikan penjelasan. Jangan sampai ada informasi yang simpang siur. Jangan sampai ada berita yang menyesatkan. Itu tidak baik, Tuhan tidak suka," tegas SBY dalam pernyataannya di Lanud Halim Perdanakusumah, Jumat (11/5).

"Saya mohon dengarkan informasi yang benar,"tegasnya.

Tentang evakuasi, SBY menjelaskan, hingga kini Tim yang dipimpin Basarnas terus melakukannya meski kondisi medan dan cuaca yang kurang mendukung.

"Upaya telah dilakukan oleh Basarnas, Badan SAR Nasional dipimpin langsung oleh Bapak Marsekal Madya Daryartmo dengan tim dan pendukung lain di daerah, tujuannya mendapatkan kejelasan kemana pesawat yang dinyatakan hilang itu," katanya.

Pesawat Sukhoi Superjet 100 hilang kontak di kawasan Gunung Salak, Bogor, Rabu 9 Mei 2012, saat melakukan Joy Flight. Puing-puing pesawat baru terlihat sehari setelahnya di lereng Gunung Salak.

Pesawat buatan Rusia itu berpenumpang 45 orang, delapan di antaranya merupakan kru asal Rusia. Dan hingga kini proses evakuasi terus dilakukan.

Semoga saja korban cepat segera ditemukan, dan pihak yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Amin.