Inilah batik “hasil karya” saya. Ancur? Tak salah memang. Karena saya kurang ahli membatik maka malam yang seharusnya menutupi pola yang sudah saya buat dengan rapi, malah menjadi melenceng dan tak karuan. Pola yang saya buat terlihat “samar-samar”...
dan tak mengena. Namun tak apalah pikirku, toh ini adalah hasil karya saya sendiri dan maklum karena saya baru belajar.
Sebenarnya proses membatik bukanlah suatu hal yang sulit dilakukan, bagi mereka yang sudah punya bakat. Tapi bagi saya yang baru belajar dan amatiran seperti ini, maka akan dibutuhkan kesabaran untuk membatik tidak seperti yang sudah ahli. Pertama kali kita sediakan kain mori atau kain putih, ukurannya disesuaikan. Lalu gambar polanya diatas kain tersebut dengan bantuan kertas karbon. Kemudian setelah itu kita memulai proses membatik menggunakan canting. Ambil malam yang sudah panas dengan canting lalu rintangi pola yang sudah kita buat, pelan-pelan agar tak jadi ancur seperti punya saya. Setelah semua pola sudah tertutup malam lalu kita beri pewarnaan.
Proses pewarnaan sendiri merupakan proses yang tidak semudah kelihatannya. Kebetulan proses pewarnaan batik saya dibantu oleh guru sehingga lebih mudah. Ada dua jenis obat atau zat kimia yang digunakan untuk proses membatik. Batik dicelupkan di obat pertama dulu, lalu diangin-anginkan. Proses yang tak berbeda juga dilakukan namun digunakan obat kedua. Ternyata warna yang terbentuk dari proses pewarnaan tadi adalah biru gelap. Setelah benar-benar kering baru kita menghilangkan malamnya dengan cara memasukkan batik ke dalam air mendidih. Ya beginilah hasilnya, meskipun tak bagus namun setidaknya saya sudah mencoba belajar membatik.
tapi kesannya malah nyeni..
BalasHapuskeren Sob!!!